Patung Karapan Sapi Masih Bertahan Di Tengah Perutnya yang Terluka
Kabar Surabaya - Kota Surabaya adalah kota yang penuh dengan cerita sejarah bangsa. Terutama cerita tentang semangat dari heroisme Arek-Arek Suroboyo dalam mempertahankan kotanya dari serangan para penjajah. Oleh karena itu di Kota Pahlawan ini banyak juga monumen dan patung yang didirikan untuk mewakili dan menggambarkan semangat dari Arek-Arek Suroboyo tersebut. Salah satunya adalah Patung Karapan Sapi.
Patung Karapan Sapi sendiri memiliki sejarah yang unik. Patung yang menggambarkan tiga pasang sapi yang sedang beradu kecepatan ini sudah menjadi ikon bagi Kota Surabaya. Patung yang diambil dari kebudayaan masyarakat Madura ini berada persis pada ujung Jalan Jend. Basuki Rachmad dan Panglima Sudirman. Pengendara yang lewat jalan ini pasti akan melihat kegagahan dari patung tersebut, karena memang sangat terlihat mencoloh dibandingkan dengan bangunan yang ada disekitarnya.
Mungkin tidak banyak yang paham, kalau patung yang saat ini berwarna kemerahan ini awalnya diresmikan oleh Menteri Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi Soesilo Soedarman, yang saat itu mewakili Presiden Soeharto. Pada saat diresmikan pada tahun 1990 silam, patung tersebut sebenarnya tidak berwarna merah, melainkan memiliki warna asli sesuai dengan bahan yang digunakannya, yaitu bahan tembaga.
Patung Karapan Sapi ini merupakan karya dari seniman Bali yang bernama I Nyoman Nuarta. Saat itu dirinya menerima bantuan untuk membuat patung yang temanya tinggal landas. Namun patung tersebut juga harus mengangkat tema budaya lokal yang ada. Alhasil, jadilah patung dengan gambaran Karapan Sapi tersebut. Selain patung karapan sapi ini, I Nyoman Nuarta juga mendisain patung Jalesveva Jayamahe yang ada kawasan Tanjung Perak Surabaya.
Kerusakan ini sebenarnya sudah terjadi pada tahun 2014 silam. Pihak Pemerintah Kota Surabaya menduga bahwa kerusakan ini disebabkan oleh tangan jahil. Karena memang kerusakannya tidak desebabkan oleh faktor alam, mengingat bahan tembaga cukup kuat. Mungkin karena harganya yang mahal, sehingga bahan tembaga ini seperti di gunting oleh pelaku.
Seniman asal Bali ini juga "ngenes" saat melihat hasil karyanya menjadi rusak seperti itu. Oleh karena itu, dirinya siap untuk memperbaikinya jika pemkot Surabaya bisa membawanya ke Bandung. (yyan)
foto : Youtube Surabaya.live
No comments:
Post a Comment