Walikota Surabaya Mengangkat Pengamen Cilik Menjadi Anaknya
Kabar Surabaya - Anak-anak adalah generasi muda yang akan menjadi penerus bagi bangsanya. Karena itulah pendidikan bagi anak-anak adalah hal yang patut untuk di utamakan. Hal ini juga sudah di lakukan negara kita dengan melaksanakan pendidikan wajib selama 9 tahun. Bahkan di beberapa kota, termasuk Kota Surabaya, pendidikan anak usia Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah biayanya sudah gratis. Meskipun sudah mendapatkan fasilitas sekolah dengan gratis, ternyata masih ada saja anak yang berstatus putus sekolah. Penyebabnya bermacam-macam ada yang karena bekerja atau bahkan di sengaja di "pekerjakan" oleh orang tuanya. Seperti halnya kisah "Fikri" yang akhirnya di angkat sebagai anak oleh Walikota Surabaya, Tri Rismaharini.
Kisah Fikri ini bermula dari inisiatif Walikota Surabaya untuk mengumpulkan anak-anak putus sekolah yang terjaring oleh razia Satpol PP. Pada hari Jum'at siang (4/01/2019), sebanyak 58 anak putus sekolah di berikan nasehat dan motivasi di rumah dinas Walikota Surabaya. Mereka di kumpulkan dan di berikan motivasi agar mau kembali bersekolah.
Salah satu yang menjadi perhatian dalam acara tersebut adalah bocah berumur 7 tahun yang bernama Fikri. Fikri merupakan anak Yatim yang tinggal di rumah kos di kawasan Petemon, Kota Surabaya. Ibunya yang berprofesi sebagai buruh cuci membuatnya kesulitan untuk membiayai sekolah anaknya (Fikri). Karena sudah putus sekolah, suatu saat Fikri kemudian di ajak oleh pakdenya untuk mengamen di dalam Bus jurusan Pantura. Mulai dari Lamongan, Kudus, Pati hingga kawasan Jawa Barat pernah dia datangi. Namun suatu ketika ternyata Fikri di tinggalkan begitu saja oleh Pakdenya di kawasan Jawa Barat.
Setelah di tinggalkan oleh pakdenya Fikri langsung meminta bantuan ke pihak Kepolisian. Oleh anggota Polisi Fikri kemuadian di antarkan ke Terminal Bis Purabaya. Dari terminal bis ini, Fikri kemuadian di antarkan seseorang ke Dispenduk Surabaya untuk mencari ibunya. Namun sayangnya, Ibu Fikri telah pindah dari Kos yang lama. Hingga akhirnya Fikri di antarkan ke Rumah Dinas Walikota untuk di berikan motivasi secara langsung.
Melihat Fikri, Walikota Tri Rismaharini langsung memanggilnya dan bertanya secara langsung kepadanya. Kepada Risma, Fikri mengaku kalau di ingin menjadi Polisi. Dengan rasa penasaran Risma juga menanggapi ucapan Fikri yang menceritakan pengalamannya selama di ajak mengamen oleh Pakdenya. Mendengar cerita Fikri yang panjang dan lebar Risma yakin kalau suatu saat anak ini bisa menjadi anggota Dewan (DPR). 'Pinter kowe, sesuk aku yakin pasti kamu bakalan jadi anggota DPR" ucap Risma disambut tepuk tangan dari para staffnya.
Bahkan secara terang-terangan Risma juga menawarkan kepada Fikri, apakah mau jika di angkat jadi anaknya. "Kowe mosok gak gelem duwe ibuk ayu koyo aku" canda Risma. "Wes, poko,e saiki kowe dadi anakku, engko tak tukokno klambi, sepatu karo buku, trus mlebu sekolah maneh yo". Mendengar hal tersebut Fikri terlihat sangat senang dan mau jika di angkat sebagai anak oleh Walikota Surabaya. "Engko nek wes dadi Polisi, baru goleki ibukmu" tutur Risma.
Dalam kesempatan ini, Walikota Risma juga menghadirkan anak-anak berprestasi yang dulunya juga merupakan anak putus sekolah. Anak - anak putus sekolah ini sekarang telah mendapatkan beasiswa dari Pemkot Surabaya. Ada yang berkuliah di Unitono hingga ke sekolah penerbangan Surabaya.
Perkembangan yang terbaru, setelah di lakukan penelusuran oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP5A) Surabaya, akhirnya berhasil menemukan ibu dari Fikri. Mereka berdua ahirnya di pertemukan di Lembaga kampung Anak negeri. Ketika di berikan penjelasan oleh staff DP5A, Ibu Fikri tidak berkeberatan apabila Fikri di asuh oleh Walikota Surabaya (Yanuar Yudhatama)
No comments:
Post a Comment