Pemkot Surabaya Segera Ambil Tindakan Terhadap Kasus Pengeroyokan Remaja Perempuan
Kabar Surabaya - Belakangan ini nama Kota Surabaya kembali menjadi viral di media sosial. Sayangnya, viralnya nama Kota Pahlawan ini bukan karena hal yang positif. Melainkan karena aksi pengeroyokan yang di lakukan oleh sejumlah anak remaja perempuan kepada temannya sendiri.
Unggahan vidio yang mempertontonkan aksi bulliying ini telah tersebar luas di Media Sosial Facebook pada tanggal 4 Juli 2019. Vidio aksi pengeroyokan anak remaja perempuan ini pertamakali di unggah oleh akun Facebook Munziah. Ada 2 vidio yang di unggahnya dan keduanya merupakan vidio yang serupa. Kedua vidio tersebut berdurasi 29 detik dan 30 detik.
Di dalam vidio tersebut tampak 8 orang anak remaja perempuan menggeroyok salah satu temannya yang bercelana olahraga hitam dengan garis putih. Suara tertawa dan teriakan "ayo mbak, ayo mbak, ayo terus" sesekali terdengar dari vidio tersebut.
Vidio pengeroyokan remaja perempuan tersebut, benar-benar brutal dan penuh oleh aksi kekerasan. Satu - persatu dari mereka melayangkan pukulan, jambakan dan tendangan ke arah korban tanpa mendapatkan perlawanan sedikitpun. Menghadapi tindakan kekerasan yang di lakukan oleh teman-temannya, korban hanya bisa pasrah menahan sakit hingga akhirnya terduduk lemas dan menangis kesakitan.
Meskipun korban sudah terduduk lemas, namun pukulan tidak berhenti. Bahkan tampak salah satu pengeroyok melayangkan pukulan ke arah wajah sambil tertawa-tawa. Sungguh ini adalah adegan yang tidak patut untuk di lakukan oleh anak remaja manapun, apalagi ini adalah remaja perempuan.
Berdasarkan pengamatan dari vidio tersebut, dapat di ketahui kalau lokasi kejadian perkara adalah kawasan perumahan mewah di Jalan Dharmahusada Barat VII. Arifin yang merupakan sopir pribadi dari salah satu rumah di dekat tempat kejadian mengaku kaget ketika dirinya melihat vidio pengeroyokan remaja perempuan tersebut di laman media sosialnya. "Saya sempat ketemu dengan anak-anak ini, bahkan mereka juga minta minum ke saya," tuturnya. "Namun saat itu mereka masih bercanda dan guyonan dengan sesamanya, lha kok ndilalah akhirnya malah antem-anteman (berkelahi)," sambung Arifin. Arifin mengaku tidak mengenal anak-anak tersebut. "sepertinya bukan orang sini" jelasnya.
Menanggapi adanya kejadian ini, Kepala Unit Perlindungan dan Anak (PPA) Kapolrestabes Kota Surabaya mengatakan bahwa kejadian sudah masuk ke dalam laporan pihak Kepolisian. Pelapor adalah orang tua korban. Pelaporan pengeroyokan ini di lakukan pada tanggal 28 Juni 2019, sedangkan peristiwa pengeroyokan tersebut terjadi pada tanggal 27 Juni 2019.
"Sekarang masih tahap penyelidikan, orang tua dan korban sudah kita mintai keterangan, senin tanggal 8 Juli nanti kita akan penggil semua pelaku pengeroyokan tersebut" jelas AKP Ruth Yeni yang menangani kasus tersebut.
Kejadian pengeroyokan remaja perempuan ini juga membuat Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP5A) mengaku sangat prihatin. Chandra Oratmangun sebagai Kepala Dinas DP5A mengaku sudah mendatangi rumah korban untuk berusaha meminta keterangan lebih lanjut. Menurut Chandra rumah korban ini berada di kawasan Jojoran Kecamatan Gubeng Surabaya.
"Kasus ini sudah masuk ke Kepolisian, namun karena masih anak-anak, nantinya kita akan dampingi dengan psikolog, baik korban maupun para pelaku" Terang Chandra.
Vidio pengeroyokan remaja perempuan di Kota Surabaya ini seakan
menorehkan tinta hitam kepada prestasi Kota Pahlawan ini sebagai Kota
Ramah Anak. Image sebagai Kota Ramah Anak seakan-akan sirna dengan
adanya kejadian ini.
Tentunya kita sangat berharap agar kejadian ini tidak terulang lagi. Pengawasan orang tua dan perhatian dari pihak sekitar akan sangat di butuhkan dalam masa kembang anak saat ini. (Yanuar Yudha).
No comments:
Post a Comment