Kabar Surabaya - Saat ini Kota Surabaya sedang menjalani jilid 3 dari Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Meskipun demikian, angka pasien positif COVID-19 di Kota Surabaya ini belum juga melandai. Ternyata angka yang terus menanjak ini dikarenakan pihak Pemerintah Kota Surabaya sedang gencar-gencarnya untuk melakukan test secara massal kepada ribuan warga Kota Surabaya.
Setelah PSBB Jilid-3 nantinya usai, Pemkot Surabaya akan menerapkan apa yang disebut oleh Tatanan New Normal. Konsep utama dari Tatanan New Normal ini adalah mengatur semua ativitas masyarakat , terutama saat mereka berada di ruang publik. Hal ini seperti mengatur semua bagian pelayanan masyarakat, Pusat perbelanjaan maupun aktivitas di sekolah-sekolah.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sudah mempunyai konsep tersendiri bagaimana pelaksanaan Tatanan New Normal yang akan diterapkan di Kota Surabaya nantinya. Seperti halnya untuk aktivitas sekolah, Wali Kota Risma sudah memikirkan bagaimana aturan, tahapan masuk kelas, protokol kesehatan seperti cuci tangan maupun armada untuk penjemputan anak sekolah.
M Fikser, Wakil Koordinator Hubungan Masyarakat Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya, mengungkapkan bahwa konsep Tatanan New Normal ini masih dalam pembahasan yang cukup detail dan mendalam. Selain tu Wali Kota Risma masih khawatir sekali dengan perjuangan para tenaga medis yang sampai saat ini masih berjuang untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19.
Sampai saat ini tim-nya masih terus bekerja agar penyebaran Virus COVID-19 ini bisa ditekan semaksimal mungkin. Dalam hal ini Pemerintah Kota Surabaya terus meningkatkan kerjasama dengan pihak terkait, termasuk TNI dan POLRI serta pihak-pihak dari tenaga kesehatan.
Dalam kesempatan M.Fikser juga menyentil pihak-pihak yang mengatakan bahwa Kota Surabaya bisa menjadi Wuhan. Beliau mengajak pihak tersebut untuk datang langsung dan berani untuk berdiskusi dengan Tim Gugus Tugas Kota Surabaya. Harapannya dengan melakukan diskusi maka akan ditemuka solusi yang terbaik guna memeahkan masalah ini bersama-sama. Bagaimanapun ini adalah masalah kita bersama.
“Kalau ada pihak yang menyampaikan Kota Surabaya bisa menjadi Wuhan, ada baiknya menyampaikan secara langsung dan melakukan diskusi dengan kami, untuk memberi solusi,” ujar Fikser.
Sebelumnya, dr.Joni Wahyuadi selaku Ketua Rumpun Kuratif Gugas Covid-19 Jatim, mengatakan bahwa Kota Surabaya bisa menjadi Wuhan apabila penanganan COVID-19 hanya dilakukan setengah-setengah saja,
“Ini tidak main-main, kalau tidak hati-hati maka Surabaya akan bisa menjadi Wuhan,”
No comments:
Post a Comment