PILU !!, Terpaksa Melahirkan Di Gudang Minimarket, Bayinya Tewas Karena Hal Ini
Kabar Surabaya - Proses persalinan adalah proses hidup dan mati yang dialami oleh seorang ibu. Jika penanganannya kurang cermat, tentunya sangat beresiko kehilangan nyawa, baik dari Ibu maupun si jabang bayi. Oleh karena itu, proses persalinan harus berada di lokasi yang aman dan didampingi oleh tenaga ahli yang berpengalaman.
Sayangnya kondisi yang berlawanan harus dialami oleh salah satu pegawai wanita yang bekerja di minimarket di kawasan jalan Jarak Kecamatan Sawahan Surabaya. Meskipun statusnya belum menikah, pegawai yang bernama ON ini diketahui mengandung bayi yang berusia tujuh bulan. Walupun usia kandungannya sudah terhitung tua, ON masih tetap bekerja seperti biasa.
Oleh rekan kerjanya ON lalu di sarankan untuk beristirahat di gudang lantai dua. Sayangnya, ketika beristirahat lantai atas, tidak ada rekan kerja yang menemaninya. Disinilah ON mengalami konstraksi yang sangat berat. Mirisnya, tidak ada rekan kerjanya yang berinisiatif untuk membawa ON ke rumah sakit atau meminta pertolongan kepada Command Center 112.
Pada saat kejadian, rekan kerja ON hanya menyuruh untuk menunggu kedatangan kekasihnya. Mirisnya sang kekasih masih herus bekerja dan tidak bisa pulang lebih cepat. Kekasih ON yang bernama MA ini baru bisa menengok calon istrinya dilantai atas minimarket pada pukul 16.00 wib. Naasnya, pada saat itu kondisi ON sudah sangat memprohatinkan. Ada banyak darah dan air ketuban sudah pecah kemana-mana.
Bahkan saat itu posisi kepala bayi sudah tampak keluar dari rahim ibunya. Melihat kondisi tersebut, MA langsung meminta bantuan Command Center 112. Tak perlu waktu lama, petugas langsung datang ke lokasi dan mengevakuasi Ibu dan bayi malang tersebut. Mereka langsung dibawa ke Puskesmas Dukuh Kupang guna mendapatkan penanganan Sayangnya, nyawa bayi tersebut sudah tidak bisa tertolong lagi dan meninggal di lokasi
Dalam hal ini, MA menyanyangkan sikap rekan kerja kekasihnya yang kurang tanggap. Harusnya saat On sakit pada perutnya langsung diberikan pertolongan dengan membawanya ke klinik atau Puskesmas.
"Paling tidak bisa menghubungi 112, tidak malah disuruh ke gudang dan menunggu saya pulang kerja terlebih dahulu," sesal MA. (yyan)
No comments:
Post a Comment