Alasan Pelaku Kekerasan Santri : Korban Sering Kesurupan !!
Kabar Surabaya - Pengakuan dari terduga pelaku penganiayaan terhadap santri di Kediri yang berujung pada kematian tragis Bintang Balqis Maulana, telah menimbulkan kegeraman di kalangan keluarga korban. Terduga pelaku, yang berinisial Fatah, mengakui bahwa Bintang Balqis sering dipukuli oleh seniornya di Pesantren Al Hanifiyah karena dinilai nakal.
Fatah bahkan menyatakan bahwa Bintang Balqis sering kesurupan dan mengamuk di pondok pesantren, dan para seniornya mengambil tindakan pukulan sebagai upaya membuat Bintang sadar. Bintang Balqis, seorang santri asal Afdeling Kampunganyar, Desa Karangharjo, Kecamatan Glenmore, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, tewas akibat penganiayaan di Pondok Pesantren Al Hanifiyah, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, pada Jumat (23/2/2024).
Pihak kepolisian, yakni Polres Kediri, telah menetapkan empat tersangka dalam kasus ini, yaitu MN (18), MA (18), AF (16), dan AK (17). Informasi dari kakak kandung Bintang, Mia Nur Hasana, mengungkapkan bahwa adiknya sering meminta pulang ke Banyuwangi sebelum meninggal. Hal ini diduga karena Bintang sering dibully oleh sepupunya sendiri, Fatah.
Dari pengakuan Fatah, diketahui bahwa Bintang di pondok pesantren dianggap sangat nakal, sehingga Fatah dan teman-temannya memutuskan untuk memukulnya dengan alasan agar Bintang bisa berubah. Fatah mengklaim bahwa Bintang jarang menunaikan sholat, mandi pun harus disuruh, dan hal ini membuat kesal para seniornya.
Polres Kediri menyatakan bahwa mereka telah menetapkan empat tersangka dan akan melakukan penahanan lebih lanjut. Motif tersangka diklaim terjadi karena kesalahpahaman yang berujung pada penganiayaan terhadap Bintang Balqis Maulana. Pihak pesantren, Fatihunada, mengaku tidak mengetahui adanya penganiayaan di pondok pesantrennya dan mendapatkan laporan bahwa Bintang meninggal karena terpeleset di kamar mandi. (yyan)
No comments:
Post a Comment