Biadab !!, Kenalan Di Medsos, Di paksa Berhubungan, Vidio Disebar Ke Guru Dan Teman Sekolah - Kabar Surabaya

Terbaru

Saturday, October 5, 2024

Biadab !!, Kenalan Di Medsos, Di paksa Berhubungan, Vidio Disebar Ke Guru Dan Teman Sekolah

Biadab !!, Kenalan Di Medsos, Di paksa Berhubungan, Vidio Disebar Ke Guru Dan Teman Sekolah



Kabar Surabaya - Seorang siswi SMP di Surabaya diduga menjadi korban pemerkosaan oleh teman sebayanya, dengan kejadian tersebut direkam dan videonya disebarkan oleh pelaku. Insiden ini dilaporkan terjadi pada Juli 2024.


SL (34), ibu kandung korban, menceritakan bahwa putrinya berkenalan dengan pelaku melalui media sosial. Mereka berasal dari sekolah yang berbeda, tetapi mulai sering berinteraksi secara daring.



Pada suatu hari, pelaku dan korban bertemu langsung di Jalan Tunjungan, Surabaya. Pertemuan tersebut tidak berlangsung mulus karena mereka sempat bertengkar. Pelaku kemudian mengajak korban ke rumahnya di daerah Tandes.

"Anak saya awalnya diajak bertemu di Jalan Tunjungan. Namun setelah bertengkar, pelaku membujuknya untuk pulang ke rumahnya," ungkap SL dalam wawancara pada Jumat (4/10/2024).


Di rumah pelaku, korban dipaksa untuk melakukan tindakan tidak senonoh. Meskipun korban menolak, pelaku mengancam akan membiarkan korban pulang sendirian tanpa uang untuk transportasi. Karena terdesak, korban akhirnya terpaksa menuruti keinginan pelaku.

"Anak saya diancam harus pulang naik ojek online sendiri. Karena tidak punya uang, dia terpaksa mengikuti keinginan pelaku," lanjut SL.


Lebih parah lagi, aksi kekerasan tersebut direkam oleh pelaku. Menurut pengakuan korban, rekaman itu digunakan oleh pelaku untuk mengancam agar korban tetap patuh di masa mendatang. Korban sempat memohon agar video itu dihapus, tetapi pelaku malah menyebarkan rekaman tersebut ke guru dan teman-teman sekolah korban. Akibatnya, korban mengalami tekanan mental yang berat.


Akibat penyebaran video tersebut, korban mengalami trauma mendalam dan memilih untuk tidak masuk sekolah. Kondisi ini membuatnya harus pindah ke sekolah lain. Namun, masalah belum selesai, karena di sekolah barunya, korban juga menjadi sasaran bullying setelah video tersebut tersebar di lingkungan barunya.

"Setelah pindah sekolah, anak saya tetap di-bully. Pihak Pemkot Surabaya sudah turun tangan untuk membantu mengendalikan situasi di sekolah," jelas ibu korban.


Menanggapi kejadian ini, SL segera melaporkan kasus ini ke Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polrestabes Surabaya pada 25 Juli 2024. Hingga kini, SL menyatakan bahwa putrinya masih menderita trauma, dan ia berharap agar pelaku segera ditangkap.


No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad